JAKARTA -
Kualitas penduduk Indonesia masih cukup memprihatinkan. Ini ditandai
dengan masih rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2011 yang
berada di peringkat 124 dari 187 negara.
"Kualitas penduduk yang rendah ini juga tercermin
dari tingginya angka kematian ibu melahirkan yang disebabkan oleh
pendarahan, infeksi dan lainnya," kata Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief, dalam sambutan tertulis yang
dibacakan Inspektur Utama BKKBN Mike Selfia pada Seminar Perempuan dan
Keluarga Indonesia di Antara 7 Miliar Penduduk Dunia, di Jakarta,
Selasa.
Menurut Sugiri, tingginya angka kematian ibu
melahirkan ini terjadi akibat kehamilan pada usia remaja atau usia tua
atau terlalu sering melahirkan.
"Tingginya angka kematian ibu melahirkan ditambah juga dengan
kehamilan yang tidak diinginkan, akhirnya berujung pada aborsi yang
tidak aman," kata Sugiri.
Karena itu, menurut Sugiri, program kependudukan dan
keluarga berencana (KKB) akan memfokuskan sasaran pada keluarga agar
kualitas penduduk dapat ditingkatkan lagi.
Menurut hasil pendataaan keluarga yang dilakukan
BKKBN tahun 2010, terdapat 62,4 juta keluarga. Dan, setiap tahunnya
diestimasikan terjadi penambahan keluarga baru sebanyak 1,5 juta
keluarga.
"Mengingat potensinya yang sangat besar, keluarga merupakan unsur strategis yang menjadi sasaran program KKB," kata Sugiri.
Di bagian lain sambutannya, Sugiri juga mengemukakan,
peran perempuan masa kini sangat penting, terutama dalam membantu
pemerintah melakukan percepatan pencapaian sasaran tujuan pembangunan
milenium (millennium development goals/MDGs) 2015.
Ini mengingat beberapa MDGs berkaitan erat dengan
perempuan, yaitu mewujudkan pendidikan dasar untuk semua (MDGs ke-2),
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (MDGs ke-3),
menurunkan angka kematian anak (MDGs ke-4), dan meningkatkan kesehatan
ibu (MDGs ke-5).
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan anak Linda Amalia Sari Gumelar mengemukakan, pemberdayaan
perempuan dan kesetaraan gender tidak semata-mata diarahkan kepada
perempuan, namun juga laki-laki.
Kesetaraan gender mustahil akan terwujud jika kaum
laki-laki tidak ikut berperan aktif dalam mendukungnya. Keluarga menjadi
salah satu kunci faktor keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan
dan kesetaraan gender.
Menurut Linda, dalam kaitan dengan pembangunan
keluarga Indonesia dalam menghadapi penduduk dunia, penguatan lembaga
keluarga harus diarahkan pada upaya melahirkan generasi berkualitas.
Baik pertumbuhan fisik maupun kualitas perkembangan mental dan spritual.
(Singgih BS)
Dikutip/diedit dari suarakarya-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar